haflu

Haflu Takharuj Mahad Umar bin Khattab ke 37 Teguhkan Semangat Santri dalam Dakwah dan Keilmuan

Mubk.umsida.ac.id – Haflu Takharuj Momentum penuh haru dan kebanggaan kembali menghiasi Aula Mas Mansyur GKB 2 Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Baca Juga: Ma’had Umar bin Khattab Umsida Berpartisipasi dalam Rakornas Ma’had Muhammadiyah se-Indonesia

Ma’had Umar bin Khattab (MUBK) Umsida menyelenggarakan Haflu Takharuj ke-37, sebuah acara yang menjadi simbol keberhasilan santri dalam menempuh perjalanan panjang menimba ilmu bahasa Arab dan studi keislaman.

Acara yang digelar pada Jumat (3/10) ini dihadiri oleh Rektor Umsida, Dekan Fakultas Agama Islam (FAI), serta Kepala Ma’had Umar bin Khattab. Turut hadir pula para kaprodi FAI, ustadz-ustadzah pembimbing, dan orang tua santri. Suasana khidmat terasa sejak awal acara, ketika lantunan ayat suci Al-Qur’an mengiringi para santri yang akan diwisuda menuju panggung kehormatan.

Ilmu Sebagai Jalan Cahaya

Dalam sambutannya, Rektor Umsida menegaskan bahwa keberhasilan para santri bukan hanya diukur dari hafalan atau ujian, tetapi juga dari kesungguhan mereka dalam menjaga semangat menuntut ilmu.

“Jangan pernah mengira bahwa hari ini adalah hari akhir. Kelulusan bukanlah titik selesai, melainkan gerbang awal untuk terus berjalan dan memberi manfaat,” pesannya penuh makna.

Beliau mengingatkan bahwa ilmu dalam Islam adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Thaha ayat 114: “Rabbi zidni ilma – Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”

Rektor juga mengutip sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” Menurutnya, kalimat itu menjadi pengingat bahwa perjalanan menuntut ilmu tidak berhenti pada kelulusan, tetapi terus berlanjut sepanjang hayat.

“Semoga para santri Ma’had Umar bin Khattab senantiasa menjadikan ilmu yang diperoleh sebagai amal jariyah dan cahaya kebaikan di tengah masyarakat,” tambahnya.

Bahasa Arab Sebagai Bahasa Peradaban

Sementara itu, Dekan FAI Umsida dalam sambutannya menyoroti pentingnya bahasa Arab sebagai bahasa ilmu dan peradaban Islam.

“Bahasa Arab yang kalian pelajari bukan sekadar alat komunikasi, tetapi ia adalah bahasa Al-Qur’an, bahasa ulama, dan bahasa dakwah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Yusuf ayat 2: ‘Inna anzalnahu Qur’anan ‘Arabiyyan la’allakum ta’qilun’ – Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu memahaminya,” tuturnya.

Beliau menambahkan bahwa menguasai bahasa Arab berarti membuka pintu untuk memahami warisan keilmuan Islam yang luas. “Gunakanlah ilmu ini untuk memperdalam pemahaman agama, mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, dan menjadi sarana dakwah di tengah umat,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan Ma’had Umar bin Khattab di lingkungan Umsida menjadi bagian penting dalam menjaga identitas keislaman mahasiswa dan memperkuat integrasi antara ilmu umum dan ilmu agama.

“Ma’had bukan hanya tempat belajar, tapi tempat menempa keikhlasan, kesabaran, dan adab. Di sinilah nilai-nilai Islam dibentuk untuk melahirkan insan berkarakter Qur’ani,” pungkas Dekan FAI.

Kepala Ma’had: Jaga Niat dan Teruslah Berjuang

Sesi yang paling menyentuh datang dari Kepala Ma’had Umar bin Khattab, yang menyampaikan pesan dan kesan penuh hikmah kepada para santri.

“Kami bangga melihat bagaimana kalian berjuang mempelajari ilmu nahwu, sharaf, balaghah, dan berbagai cabang ilmu lainnya. Itu bukan perkara mudah, tapi Allah izinkan kalian sampai pada titik ini,” ucapnya dengan nada haru.

Beliau juga berpesan agar para santri menjaga niat yang lurus dalam menuntut ilmu. “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya.’ Maka niatkan setiap langkah kalian untuk Allah, karena ilmu yang kalian miliki akan menjadi cahaya di dunia dan penolong di akhirat.”

Selain itu, beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh ustadz dan ustadzah yang telah dengan sabar membimbing para santri. “Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan pengorbanan yang luar biasa. InsyaAllah pahala jariyah akan terus mengalir kepada para pendidik Ma’had,” ujarnya dengan penuh penghargaan.

Beliau juga menyampaikan harapan agar para santri menjadi generasi yang berilmu, berakhlak, dan istiqamah dalam dakwah. “Kalian adalah generasi penerus umat. Jadilah penjaga nilai Islam yang menebar kebaikan di mana pun berada.”

Haflu Qur’ani Penerus Umat

Acara Haflu Takharuj XXXVII ini ditutup dengan pembacaan doa bersama dan persembahan nasyid yang dibawakan oleh para santri. Suasana haru menyelimuti ruangan ketika orang tua turut hadir memberikan restu dan doa kepada anak-anak mereka yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan Ma’had.

Para santri tampak menitikkan air mata kebahagiaan sekaligus rasa syukur atas perjalanan panjang yang mereka lalui. Momen ini bukan sekadar seremoni kelulusan, melainkan refleksi atas perjuangan, keikhlasan, dan cinta terhadap ilmu.

Kepala Ma’had menegaskan bahwa MUBK akan terus berkomitmen menjadi wadah pembinaan akhlak, bahasa, dan spiritualitas mahasiswa Umsida. “Kami ingin Ma’had menjadi tempat yang menumbuhkan semangat dakwah, mencetak kader Islam yang berilmu, berjiwa pemimpin, dan membawa kemajuan peradaban,” tandasnya.

Baca Juga: 5 Mahasiswa FAI Umsida Lolos Program Student Exchange dengan Unisza Malaysia TA 2025/2026

Haflu Takharuj ke-37 ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi keilmuan Islam masih hidup dan terus berkembang di lingkungan Umsida. Melalui Ma’had Umar bin Khattab, semangat ‘Iqra’ kembali dihidupkan—menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus menuntut ilmu, berdakwah, dan berkontribusi untuk kemaslahatan umat.

Penulis: Akhmad Hasbul Wafi